Literasi Bencana di Sekolah: Integrasi Materi Kebencanaan ke dalam Pembelajaran Fisika sebagai Upaya Mitigasi Bencana
Oleh : Yuni Azmanita (Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP)
Setiap tahun Indonesia tidak lepas dari bencana. 2010-2020 merupakan dekade yang penuh bencana bagi Negeri Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merekam jumlah bencana alam tertinggi dalam dekade terakhir ini terjadi pada 2019, yakni mencapai 3.814. Adapun tren kejadian tahunan bencana di Indonesia cenderung meningkat.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi risiko bencana tersebut. salah satunya melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 21 tahun 2008 pasal 14 yang menjelaskan bahwa untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh bencana alam, diperlukan mitigasi oleh pemerintah daerah dalam bentuk pendidikan formal, non formal dan informal. Kebijakan lainnya mengenai penanggulangan bencana tertuang dalam UU No. 24 tahun 2007 yang menjelaskan bahwa kegiatan mitigasi dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern.
Mitigasi berupa penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana dapat dilakukan dengan menghadirkan permasalahan lingkungan sekitar akibat bencana ke dalam pembelajaran. Peserta didik sebagai subjek sekaligus objek pendidikan idealnya mampu secara kreatif untuk memikirkan solusi permasalahan lingkungan di sekitarnya. Jika hal tersebut terpenuhi maka akan muncul kesadaran akan ancaman bencana, sehingga proses mitigasi bisa optimal.
Salah satu strategi untuk menumbuhkan pengetahuan kebencanaan adalah dengan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan bencana alam adalah Fisika, karena Fisika mempelajari gejala alam dan menjelaskan bagaimana gejala tersebut dapat terjadi. Sesuai dengan PP No. 32 Tahun 2013 bahwa kurikulum pendidikan harus memuat muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai dengan potensi dan keunikan lokal. Hal ini sejalan dengan amanat kurikulum 2013 menurut permendikbud No. 79 tahun 2014 diperlukan adanya konteks lokal ke dalam materi pembelajaran melalui sumber belajar. Upaya mengintegrasikan tema bencana abrasi tersebut pada pembelajaran Fisika dapat diterapkan melalui sumber belajar.
Hal terpenting yang harus dilakukan dalam mengintegrasikan materi kebencanaan alam ini ke dalam pembelajaran Fisika adalah melakukan analisis materi. Analisis materi dilakukan secara keseluruhan dari materi kelas 10 hingga kelas 12 untuk melihat keterkaitan antara materi kebencanaan alam tersebut dengan kompetensi yang harus dipenuhi di dalam pembelajaran Fisika. Berikut dua contoh penelitian analisis materi yang dilakukan oleh beberapa dosen UNP dan mahasiswa, Bapak Ahmad Fauzi, dkk:
- Analisis Kesesuaian Materi Fisika untuk Diintegrasikan dengan Materi Tsunami Pada Buku Teks Pelajaran Fisika SMA/MA
- Analisis Kesesuaian Materi Fisika SMA dengan Materi Gempa Bumi
Selain itu bencana alam lain seperti abrasi pantai, banjir, tanah longsor, angin topan dan gunung meletus juga berkaitan erat dengan materi pembelajaran Fisika. Dari beberapa analisis materi tersebut di dapatkan materi-materi Fisika yang dapat diintegrasikan materi kebencanaan. Materi tersebut diterapkan ke dalam bentuk modul pembelajaran, e-book, buku teks, dan LKPD.