Al-Qur’an sebagai Gagasan Sebuah Teori Ilmu Pengetahuan dalam kaedah pembelajaran fisika
Oleh: ANDRYE HARDIANTO (MAHASISWA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA)
“… وَإِذَا قِيْلَ انْشُزُوا فَانْشٌزٌوا يَرْفَعِ اللهُ الذِيْنَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالذِيْنَ اُوْتُوا العِلْمَ دَرَجتٍ…”
Artinya: “… Dan apabila dikatakan: ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. al-Mujadilah:11)
menerangkan bahwa Islam adalah agama yang luas dan kaya akan pembahasan. Islam mencakup seluruh kehidupan, termasuk ilmu pengetahuan
“Dari itulah, banyak pula tokoh-tokoh Islam yang menjadi ilmuwan dunia, di antaranya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria (ar-Razi), Ibnu Haitham, Abu Raihan al-Biruni, dan lain sebagainya,”
Dalam mengembangkan ilmunya, para ulama muslim tidak terlepas dari ayat-ayat al-Qur’an yang mereka pelajari. Seperti dalam QS. at-Taubah: 36, dijelaskan bahwa, “Sesungguhnya bulan pada sisi Allah adalah dua belas, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram….”
Tidak hanya itu, dalam QS. al-Anbiyaa: 33 juga diterangkan cara Allah menciptakan seluruh dunia dan isinya, “Dan Dia-lah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”
Begitulah al-Qur’an menjelaskan secara rinci mengenai ilmu pengetahuan. “Al-Qur’an telah menjadi gagasan dalam setiap teori yang tercipta di dunia ini. Mari kita mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk tetap menjaga sumber daya alam kita, agar kita menjadi bangsa yang berdaulat,”
Al-Qur’an merupakan dalil naqli tanpa harus dibuktikan kebenarannya, namun Al-Qur’an sebagai pedoman utuh dalam mempelajari pengetahuan yang dihasilkan dari akal manusia (Dalil Aqli) melalui telaah konsep fundamental (Waktu, Cahaya, Atom dan Gravitasi) untuk dapat mendeskripsikan fakta ilmiah.
Penelitian menggunakan metode library research (penelitian kepustakaan) dengan menelaah dan menganalisis buku-buku yang berkaitan langsung maupun tidak langsung. Metode tafsir tahlili memaparkan segala aspek-aspek kandungan di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan para mufasir.
Hasil analisis menyatakan: 1) Waktu yang relatif dapat dijelaskan melalui teori relativitas Einstein dan terkandung dalam Q.S. Al-Mu’minun: 112-114; 2) Cahaya terdiri dari partikel ringan dan berkecepatan sangat tinggi, cahaya dapat dipancarkan kesegala arah melalui teori partikel Isaac Newton dan Teori gelombang Christian Huygens dijelaskan dalam QS.An-Nur: 35; 3) Atom sebuah partikel yang sangat kecil dari sebuah benda di alam semesta serta memiliki unsur pembentuk yang lebih kecil, yaitu elektron, neutron, dan proton. Melalui analogi model Dalton, Thomson, Rutherfod dan Bohr terkandung dalam QS. Al Fathir:11, dan QS. Al Mu’minun: 57; serta 4) Gravitasi merupakan gaya tarik menarik alam semesta. sebagai bentuk penyeimbang sering diartikan sebagai tarikan antara satu benda dengan benda yang lain melalui Gravitasi Newton dan dijelaskan dalam QS. Al-Mulk: 3-4 dan Q.S Ar-Rahman: 37.
Berdasarkan arahan dari dosen pembing fisika UNP yaitu dari Prof. Dr. Festiyed, M.S. bahwasan nya kita harus ber akhlak mulia dan bersikap jujur dan adil dalam setiap pembuatan ide mau pun gagasan yang akan kita lakukan.oleh sebab itu lah beliau memberiakan setiap materi perkuliahan dengan AL-QURAN sebangai gagasan dari semua ide dan materi yg akan beliau terapkan kepada seluruh mahasiswa belau.
Dan semua aspek yg telah beliau ajarkan bertujuan untuk memelihara sikap ketuhanan yang maha esa dala sinergi pacasila dan dalam pembelajaran fisika berbasis al-quran.